Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Bromo dan Keindahannya

Gambar
Pagi di Bromo Terbitkan cahaya mentari dari timur Sedikit banyak hangatkan tubuh Sembari menikmati sunset dengan segelas kopi yang dingin Pagi di Bromo Dengan bermodalkan jeep Mengantar ke kaki gunung Disambut oleh badai pasir Menari, berterbangan Menyapa embun Di atas ubun-ubun Pagi di Bromo Mencoba naik ke puncak tertinggi Menuju ke awan Ditemani belerang Hingga napas tak tenang Pagi di Bromo Ku ingin selalu bercengkrama Memahami makna sang kuasa Di atas Bromo penuh bahtera

Beda tapi Sama

Gambar
Aku dan Dia Sungguh berbeda Aku tak punya apa-apa Dia punya segalanya Terlebih lagi kita berdua  Menyukai 1 wanita yang sama Wanita itu adalah Kamu Aku dan Dia Sungguh berbeda Aku tak berani mendekatimu Dia sangat berhasrat mendapatkanmu Terlebih lagi kita berdua Memiliki 1 rasa yang sama Rasa cinta kepadamu Aku dan Dia Memang berbeda Tapi kita berdua Memiliki tujuan yang sama MEMBAHAGIAKANMU

Menyapa Malioboro

Gambar
Berjalan di tengah malam Ditemani oleh hembusan angin Menuju suatu daerah Malioboro namanya Waktu berjalan menuju pagi Disini tak kunjung sepi Banyak warung-warung antri Dipenuhi oleh sang pembeli Para pencari nafkah tak kunjung berhenti Angkringan masih melayani muda-mudi Penjual gudeg mengeluh sepi Pengayuh becak coba mengistirahatkan diri Malam di Malioboro Sejenak singgah Menghapus gundah

Siapa yang Berbohong?

Gambar
Apakah aku sedang berbohong? Apa Mereka semua juga pembohong? Siapa sebenarnya yang sedang berbohong? Aku atau Mereka? atau Kita  semua? Apa kita yang membohongi diri Kita sendiri? Penyakit hati Sangat sulit untuk kuhindari Dusta ini tak bisa kuelak lagi Sesungguhnya ku tak ingin terjebak pada keadaan ini Tanpa kusadari ku tersesat pada fase ini Tuhan telah menutup seluruh indra pada tubuh ini Saat ini aku mengerti Mengapa banyak penjahat negeri Mengapa kriminalitas tak henti-henti Tanpa mereka sadari mereka telah dibohongi Oleh diri mereka sendiri

Aku Terlambat

Gambar
Tersudut Aku terpojok Terhimpit Aku terjepit Tak ada yang mampu menolongku Aku terjebak Gelap dan sangat pekat Aku sendiri Mengerikan Menakutkan Kesal Aku menyesal Sedih Aku Menangis Apakah ini suatu balasan untukku? Ah . . . Bagaimana ini? Waktu pun sudah tak bisa kuulang Ah . . .Sampai kapan aku terus begini? Aku sudah terlambat untuk memperbaiki Semuanya sudah terjadi Semoga TUHAN Mengampuni

Kubingkai Namamu

Gambar
Namamu Pernah kau tulis di bukuku Ketika kau mulai bosan Dengan sayup-sayup suara guru yang mengajar Menjelaskan suatu teori yang suit dipahami Hingga kini Masih tercetak dengan jelas Tanda tanganmu Sangat besar terpampang, karena kau sengaja Ingin aku mengingatmu Ketika kau dan aku sudah berpisah Menuju langkah selanjutnya Aku berharap Ketika kita bertemu kembali Akan kutunjukkan namamu Yang telah kurangkai dalam suatu bingkai Untuk menunjukkan betapa aku masih mengingat dan mengenangmu Dalam setiap waktu yang telah berlalu

Kau Datang

Gambar
Kau datang . . . Membawa sejuta cerita Cerita kehidupanmu Tidak ada yang kau tutupi Aku begitu menikmati Hingga timbul rasa di hati Kau datang . . . Mengisi kosongnya hati Sebuah intuisi Terekam dalam memori Sambil kucoba resapi Hingga tak jadi misteri Kau datang. . . Menemani hari-hari sepi Hingga ku tak sanggup lagi  Menunda gejolak di hati Ingin ku ungkapkan rasa ini Semoga kita jadi

Sandiwara Rasa

Gambar
Bunyi menggema  Dipenuhi kabut yang buta Bersama mainkan sandiwara Apakah atas dasar rasa? Atau sebuah kebetulan belaka Larut Sejuk berlanjut Rasa ini tak mau surut Hati ini pun kepincut Tak pernah ada maksud untuk merebut Tak ingin juga ku ribut Jangan kau akhiri Sebuah iklim yang kita jalani Aku mulai menikmati Dari dalam hati nurani

Beku

Gambar
Ribuan percakapan kita tidak pernah habis Tapi sayang obrolan itu terjadi tidak secara langsung Ribuan topik kita bicarakan Tapi sayang dialog itu terjadi tidak secara langsung Mading kampus itu seakan tertawa Karena ketika kita bertatap muka Tak pernah berani aku menyapamu Tak pernah berani aku menatap wajahmu Aku tidak tahu mengapa Aku begitu beku ketika bertemu denganmu Aku tidak tahu mengapa Mulut ini tertutup sangat rapat Aku tidak tahu mengapa Pandangan ini selalu menuju ke bawah bukan ke wajahmu Semangat membara terjadi ketika percakapan antara kau dan aku secara tidak langsung Tetapi ketika dihadapanmu, suaraku seakan terganti oleh angin yang berhembus perlahan

Menunggumu

Gambar
Kita lewati masa itu Masa dimana kau dan aku Tertawa bersama  Di bawah bintang-bintang Yang tak terhitung jumlahnya Masa dimana bulan pun tersenyum Melihat kita berbagi rasa Rasa yang sampai detik ini  Belum pernah kuungkapkan Kini kau sudah bersamanya Bodoh, aku memang bodoh Tidak dapat mengisi kosongnya hatimu Tidak mampu mengungkapkan rasa ini Hey sadarkah kau Betapa sulit melupakanmu Betapa sulit melepaskanmu Dirimu bagaikan embun  Basahi tanaman saat fajar datang Dingin dan menyejukkan Tunggu dulu, Aku tak akan kemana-mana Aku masih disini, Menunggumu wahai sang Dewi

Tawa yang Hilang

Gambar
Derai tawa Berkat canda Seakan menjadi rutinitas Di tengah padatnya aktivitas Saling meledek, mencela Bercerita-cerita penuh kebodohan Mewarnai kebersamaan kita Tak pernah ada rasa marah Semua mengalir begitu saja tanpa dendam Tahun demi tahun berlalu Rasanya sudah tak seperti dulu Canda tawa pergi dibawa angin Keakraban pudar diguyur hujan Kini semua terasa sunyi senyap Aku merindukan momen itu Saat kata-kata bodoh menjadi bahan tertawaan Saat pujian hanya menjadi sebuah kiasan Saat berbicara tanpa ada kebohongan Saat kebersamaan terasa hingga ke awan Semua berlalu begitu cepat Mungkin saat ini kita semua sibuk Atau kita hanya "sok" menyibukkan diri Andai kata waktu dapat kembali Akan ku jaga suasana seperti ini Hingga kita membubarkan diri Suatu saat nanti

Alergi Logika

Gambar
Alergi logika . . . Menghias banyak warna Di tengah hiruk pikuk kota Terancam oleh dahaga Diikuti derasnya air mata Alergi logika . . . Nalar tak banyak berbicara Apabila rasa yang berkata Sudahlah adinda Aku sudah tak sanggup membaca Karena mataku sudah mulai buta Teriris kehidupan yang fana Alergi logika . . . Aku menyerah, pasrah Hilang tak tahu arah Mentari pun tak lagi cerah Patahkan kata manis pepatah Alergi logika . . . Mungkin ini anugerah Atau mungkin hanya sampah Ah sudahlah Semoga berakhir dengan indah

Kutitip Rindu

Gambar
Kutitip rindu Pada angin berlalu Di bawah langit abu-abu Kutitip rindu Pada bintang-bintang Yang bersinar terang Kutitip rindu Pada alunan melodi Ciptakan sebuah intuisi Kutitip rindu Pada sinar senja Yang selalu kupuja Kutitip rindu Pada aliran sungai   Diikuti oleh badai Kutitip rindu Yang menggebu-gebu Untuk kamu, selalu

Denganmu

Gambar
Denganmu ................ Semua terasa indah Tak ada rasa jengah Hari seakan selalu cerah Denganmu ............... Hidupku penuh warna Bak mengarungi bahtera Kehidupan yang fana Denganmu ................ Air mata menjadi tawa Derita menjadi bahagia Memang ini tak masuk logika Tapi begitulah yang kurasa Aku ingin selalu denganmu Menyatukan 2 jiwa yang berbeda Menggabungkan 2 persepi manusia Saling mengisi kekurangan diri Aku ingin selalu denganmu Sampai aku sudah tak sanggup lagi  Membahagiakan & Menyayangimu lagi Dan hilang bagai sebuah misteri Dipanggil menuju ke lain negeri

Harapan yang Patah

Gambar
Bersama menatap awan Di tengah kesibukan yang dalam Sesekali sambil terdiam Menikmati suasana alam Berdialog Tentang sebuah rencana Berandai-andai Mengarungi mimpi berdua Bersama-sama Membangun sebuah bahtera ahh....indahnya Sebuah khayalan Dua insan yang dikoyak asmara Kejutan datang tiba-tiba Saat kau mengucap pisah Harapan pun musnah Semua tinggal wacana Semua terasa hampa Separuh ceritaku hilang Oh......mengapa Suatu hubungan yang sudah tertata Runtuh terbentur kerasnya ombak kehidupan

Teringat dan Tersadar

Gambar
Tak ada maksud Untuk mengacuhkanmu Mungkin aku belum bisa Membuka diri untukmu Perhatianmu Seringkali tak kuhiraukan Kebaikanmu Tak terlihat dimataku Aku pun tidak tahu Apa yang salah denganku Apa yang salah denganmu Terkadang aku merasa bersalah padamu Tapi aku sadar Seperti pisau Semakin tajam ketika diasah Sama seperti rasa Semakin tajam ketika ditempa Rasa tumbuh ketika terbiasa Kini saatnya Memutar keadaan Merubah prinsip Membuka hati Untuk dirimu

Kembali Terbuka

Gambar
Sapaan dari dirimu Menghidupkan kisah yang telah mati Diselimuti kabut rindu Merambat ke dalam hati Ribuan memori Kembali terisi Berimajinasi Di tengah badai sepi Tatapan matamu menusuk Menghujam keras tepat pada pandanganku Menyayat kembali lukisan di hati Mengiris cinta yang pernah hadir Membuat memori kembali terbuka 

Tetap Kuat

Gambar
Rajutan impian kembali terhambat Diiringi awan berwarna hitam pekat Mataku tak dapat melihat Mungkin akan segera tamat Hampir saja menjadi riwayat Semua terasa begitu cepat Tapi aku hanya sedikit rehat Dan akan kembali sehat Seribu petuah nasihat Tak dapat ku telan bulat-bulat Tetap saja aku akan nekat Berpedoman pada adat istiadat Dibarengi dengan tirakat Ibarat besi yang berkarat Yang diberikan campuran cat Semoga kembali sehat Semoga kembali kuat

Makna "Rasa"

Gambar
Titik balik sebuah rasa Terjadi ketika Jingga Disambut oleh nirwana Hayati dan renungkan Berikan cukup waktu Untuk kembali seperti semula Biarkan raga menusuk jiwa Agar jelas tak kasat mata Hadirkan sebuah aroma Mengembalikan fakta Menahan hampa dan derita Dibalik makna "rasa" Teruntai alunan nada Mengiringi rangkaian kata Oh andai saja Kembali sama Terasa bangga Sang Cakrawala

Terhambat

Gambar
Berhenti Berhenti kembali Aku muak Kapan akan lancar lagi Tersendat Tak berjalan Aku bosan Menunggunya Tak bergerak Tanpa alasan Aku gerah Harapan pun patah Inikah sebuah perjalanan Penuh perjuangan Dapatkan hatimu Untuk selamanya

Pelangi di Malam Hari

Gambar
Aku menyadari Semua tak mungkin terjadi Seperti hujan di malam hari Yang tak mungkin menghadirkan pelangi Hanyalah sebuah mimpi Ilusi diri sendiri Engkau Yang membuatku seperti ini Membuatku tak pernah berhenti Menulis ribuan puisi Yang mewarnai hari demi hari Di bawah indahnya pelangi Rasa itu takkan terganti Hingga engkau menyadari Akulah orang yang kau cari

Pelajaran Masa Kecil

Gambar
Berlari Mengejar layang-layang Bersaing Untuk mendapatkannya Terjatuh Sudah biasa terasa Terluka Takkan ada kata menyerah Berteriak Mengadu argumen Sampai senja tiba Semua berakhir Tak ada dendam Semua kembali seperti sedia kala Pelajaran dari masa itu Dimana bermain bersama Adalah hal yang sangat berharga Memiliki banyak makna Banyak rasa Yang takkan terulang kembali Masa itu sudah pergi Terbawa angin di sore hari Berganti dengan penuh ironi Berharap suatu hari nanti Generasi tetap berprestasi

Lepas Bebas

Gambar
Rombongan burung Terbang menyusuri awan Damai, Tenang sekali Tak ada rasa takut Sayap-sayap melambai bersamaan Bersinergi satu dengan lainnya Ingin rasanya Ikut dengan mereka Menyapa Langit Memandang dunia Menyambut Angin Terhempas, Lepas, Bebas Melihat sudut pandang baru Alangkah bahagia Jika itu nyata Sungguh berharga Segala Ciptaan-Nya

Aku Tahu

Gambar
Aku Tahu .......... Kau belum bisa melupakannya Masih kau simpan rapi di hatimu Seseorang yang pernah menjadi bagian hidupmu Aku Tahu ........... Tak sanggup bagimu untuk membuang Setiap kenangan bersamanya Selalu kau ingat dalam pikiranmu Aku Tahu .......... Sulit bagimu Membuka pintu hati untukku Tapi tak ada salahnya kau coba Tak ada salahnya kau melihat Caraku untuk mengambil hatimu Usahaku unutk menyenangkanmu Aku Yakin .......... Aku Pasti bisa Membuatmu jatuh cinta kepadaku Meskipun kau tak pernah ada hati untukku

Romansa Senja

Gambar
Senja menghampiri jiwa Dibawa oleh rangkaian nada Mengalun ciptakan romansa Dibawah langit sang kuasa Aku masih berdiri Di tepi pantai ini, denganmu Menikmati sebuah romansa Kau, ciptakan sebuah perbedaan Membangun semangat yang sempat terbuang Kini Saatnya kita berdua memulai kembali Cerita yang sempat terhambat Lewat romansa senja

Pancaran Bintang

Gambar
Hembus angin sejukkan angan Terdiam, Merenung Ditimpa sinar rembulan Nikmati keelokan malam Ribuan bintang Berkelip di langit yang kelam Ditemani sang rembulan Laksana induk sang puan Perasaanku Tak jua tenang Selalu terbayang Adinda seorang Tak seperti bintang Biarpun sunyi senyap Tapi selalu bersinar Menghadirkan ketenangan